Spiritualitas Publik sebagai Pondasi Pembangunan: Refleksi dari Zikir Akbar Aceh Selatan
Muhammad Ali Akbar, M. Pd.I (Dosen STAI Tapaktuan Aceh Selatan)
Aceh Selatan kembali menunjukkan wajah religiusnya melalui pelaksanaan Zikir Akbar dan Doa Bersamapada Jumat, 20 Juni 2025, di Alun-Alun Tapaktuan.
Dengan tema “Menuju Aceh Selatan Maju, Produktif, dan Mandiri,” kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang ibadah massal, tetapi juga momentum strategis untuk merekatkan masyarakat dalam bingkai spiritualitas publik.
Saya berkesempatan menghadiri langsung kegiatan ini. Dari lokasi acara, saya menyaksikan ribuan masyarakat dari berbagai kabupaten/kota di Aceh bahkan dari luar provinsi seperti Sumatera Barat dan Riau, larut dalam suasana kekhusyukan dan haru.
Ribuan suara berpadu dalam lantunan zikir, mencerminkan semangat kolektif yang amat jarang dijumpai dalam kerangka acara formal pemerintahan.
Zikir bukan sekadar ritual, melainkan bentuk sublimasi kesadaran kolektif yang menghubungkan manusia dengan Tuhan dan sesamanya.
Dalam konteks pembangunan daerah, spiritualitas publik seperti ini adalah pondasi yang sangat penting. Ia memperkuat etos kerja, membangun moralitas sosial, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kemajuan bersama.
Ketika doa dan harapan disatukan dalam satu majelis, maka lahirlah optimisme baru tentang masa depan daerah.
Apa yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan patut diapresiasi.
Pendekatan pembangunan yang tidak hanya berorientasi pada infrastruktur dan ekonomi, tetapi juga menyentuh aspek spiritual masyarakat, menunjukkan arah yang bijak dan visioner.
Spirit religius dalam zikir dan doa adalah bahan bakar moral yang menggerakkan roda perubahan, menjauhkan masyarakat dari konflik, serta memperkuat modal sosial.
Sebagai akademisi sekaligus praktisi pendidikan Islam, saya melihat bahwa kegiatan ini bisa direplikasi dan dilestarikan sebagai budaya kolektif.
Perlu kiranya zikir dan doa bersama seperti ini dijadikan agenda rutin lintas sektoral. Bukan hanya sebagai acara seremonial, tetapi sebagai pengingat bahwa pembangunan sejati harus dimulai dari hati yang bersih dan niat yang tulus.
Aceh Selatan punya potensi besar, baik dari segi sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM).
Namun potensi itu tidak akan maksimal jika tidak dibarengi dengan kesadaran spiritual dan kebersamaan sosial.
Zikir Akbar ini adalah simbol, bahwa kita masih punya harapan besar untuk melihat Aceh Selatan tumbuh sebagai daerah yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga produktif dalam kebaikan dan mandiri dalam jati diri.