Mahasiswa Prodi HKI STAI Tapaktuan Harap Pemerintah Berikan Perlindungan Khusus pada Anak Korban Banjir Bandang Trumon Tengah

0

Mahasiswa Prodi Hukum Keluarga Islam

Bustami, Lismawati, Vian Duwi Kurniawan, Rahmalia dan Riska Mauliza

****

Tapaktuan- Musibah Banjir Bandang Trumon Tengah yang terjadi pada Hari Selasa tanggal 21 November 2023 dini hari menjadi musibah banjir terparah di Kecamatan Trumon Tengah bahkan Aceh Selatan sepanjang sejarah musibah banjir. Beberapa desa di Aceh Selatan memang rutin mengalami banjir pada tiap tahunnya, seperti Gampong Cot Bayu Trumon Tengah dan Gampong Beutong Kota Bahagia. Namun baru kali ini musibah banjir di Trumon Tengah tepatnya di Gampong Ladang Rimba menjadi musibah banjir bandang terparah dalam sejarahnya.

Berdasarkan data dari Serambinews yang publish pada hari Jum’at tanggal 30 November 2023 setidaknya ada 453 rumah warga dan 23 fasilitas umum dan 1909 jiwa dari 563 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir bandang di Trumon Tengah, dengan kata gori rumah rusak berat 179 unit, rusak sedang 260 unit dan rusak ringan 4 unit.

Kemudian ada 4 unit sekolah rusak terdiri dari 2 unit SMP serta 2 unit SD. Ini tentu menghambat tempat proses belajar mengajar bagi siswa. Kemungkinan ada  anak-anak yang terdampak musibah mengalami trauma sehingga perlu ada tindakan khusus untuk perlindungan bagi anak.

Oleh karena itu Mahasiswa Prodi Hukum Keluarga Islam (HKI) STAI Tapaktuan meminta Pemerintah Aceh Selatan bahkan Provinsi agar memberikan perlindungan khusus pada anak yang terdanpak banjir bandang. karena berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam Pasal 1 Ayat 15 disebutkan Bahwa Perlindungan Khusus adalah suatu bentuk perlindungan yang diterima oleh anak dalam situasi dan kondisi tertentu untuk mendapatkan jaminan rasa aman terhadap ancaman yang membahayakan diri dan jiwa dalam tumbuh kembangnya.

Bustami mengatakan bahwa anak-anak perlu diberikan bimbingan mental, memberiklan motivasi dan membuat pasilitas pendidikan sementara untuk proses belajar mengajar siswa, serta memberikan pelayanan kesehatan khusus.

Lisma Wati yang juga mahasiswa prodi HKI mengatakan agar pemerintah berfokus pada pembersihan tempat pendidikan agar kembali bisa melaksanakan proses belajar mengajar. Kemudian juga perlu dibuka tempat bermain khusus bagi anak agar bisa menhindari dari trauma. tambah Lisma

Kemudian Rahmalia juga mengatakan agar pemerintah memberikan sembako dan kebutuhan dasar lainnya bagi warga terdampak dan meminta pemerintah agar membantu kelengkapan alat berat yang cukup serta alat-alatlainnya dalam proses penanggulangan lumpur. Kemudian meminta Pemerintah Provinsi agar turun langsung ke lapangan melihat kondisi yang terjadi agar tahu tindakan apa yang harus dilakukan, pungkas Rahmalia.

Pian Duwi Kurniawan meminta pemerintah agar memberikan pelayanan gizi khusus terhadap anak dan warga terdampak banjir bandang agar terecegah dari terjadinya stunting.

Riska Mauliza menambahkan agar anak-anak diberikan perlengkapan bermain, menyediakan air bersih dan memberikan perlengkapan untuk ibadah.

Terakhir, Mahasiswa STAI Tapaktuan Prodi HKI meminta pihak yang berwenang agar mencari dan menyelidiki dengan tuntas faktor terjadinya banjir bandang di Trumon Tengah agar pemerintah bisa menanggulagi dan mencegahnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *